Selasa, 27 September 2011

Cerpen : Kuingin Nana Kecilku (Part 2)

“plaaaak.” Kepalaku terasa sakit. Sebuah pukulan mendarat di kepala belakangku. Aku tertunduk, kubalikan badan. Ternyata Yudha memukulku setelah kuberjaln 3langkah dari kerumunan itu. Aku tak mempedulikannya meski kepalaku terasa sakit. Terus aku berjalan dengan menggenggam erat tangan Nana.

“ makasih ya vin. Kevin gak jahat kayak mereka.” Kata Nana dengan wajah khas anak berumur 9 tahun yang masih sangat polos ketika kami duduk di kursi pnjang didepan kelas.
“sama-sama Na, Kevin gak suka liat mereka jahat sama anak perempuan.” Aku pun menjawab dengan wajar lugu sambil terus memegangi kepalaku yang sakit.
“sakit ya kepalanya?” tanyanya dengan raut wajah penuh penyesalan.
“maaf ya.” Lanjutnya lagi. 

Tiba-tiba dia menangis terisak. Aku bingung, apa yang membuat dia menangis lagi.
“ Na kenapa? Kok nangis lagi?” aku bertanya sambil terus mencoba menenangkannya.
“Kevin, Nana ayo masuk.”suara lembut itu membuat aku menghentikan usahaku menenangkan Nana. 

Kamipun masuk kedalam kelas, tapi perasaanku tidak tenang. Perhatianku tertuju pada Nana yang masih sibuk menyeka air matanya. Tak terasa bel pulang berbunyi. Kutunggu Nana didepan kelas. Akau tak berani menegurnya, aku hanya mampu menjaganya dari belakang dan menunggui dia sampai Ibunya menjemput.

Ntah mengapa Nana selalu membuat aku menjadi pahlawannya,bukan hanya pada hari itu tapi hari-hari sebelumnya dan hari-hari setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan Nana, walaupun sedikit manja, Nana tetap menjadi sosok yang selalu aku ingin temui ketika aku disekolah. 



Bahkan teman-temanku sampai mengolok-olok kami sebagai pasangan yang aneh, padahal kami tidak lebih dari sekedar teman, lebih tepatnya Nana selalu mengangggap aku sebagai kakaknya. Itulah yang membuat aku semakin dekat dengan dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar